Berita

Wisata

Post Page Advertisement [Top]

WAKTU YANG TEPAT MEMPERKENALKAN
SMARTPHONE PADA ANAK
Deden A.Q, Danang Kurniawan, M. Riki Firdaus

Abstrak
Teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia saat ini. Bahkan tak dapat dipungkiri lagi bahwa kehidupan manusia telah dikelilingi berbagai macam teknologi terbaru yang akan mempermudah semua kegiatan manusia ataupun hanya sekedar untuk hiburan semata. Salah satunya smartphone , teknologi yang satu ini tak hanya digunakan orang dewasa dan remaja,  bahkan saat ini anak balitapun sudah mengenal dan mahir menggunakan smartphone yang didapat dari orang tuanya. Namun penggunaan smartphone yang tidak terkontrol dan berlebihan akan berpengaruh buruk pada anak , tak hanya pada perkembangannya , tapi juga akan mempengaruhi prilaku dan sifatnya. Maka disini peran orang tua sangat penting untuk tau kapan waktu yang tepat untuk memberikan smartphone dan juga disertai pengawasan yang ketat agar smartphone yang telah diberi tidak disalahgunakan. Oleh sebeb itu pada jurnal ini akan dijelaskan tentang dampak penggunaan smartphone pada anak usia tiga sampai delapan tahun, cara mengawasinya dan juga waktu yang tepat untuk memberikan smartphone.


Kata Kunci : smartphone,perkembangan ,anak, dampak, teknologi.


PENDAHULUAN


Perkembangan smartphone saat ini berkembang dengan pesat dan cepat, Teknologinya tidak hanya digunakan oleh penggunanya sebagai media komunikasi, tetapi untuk berkoneksi dengan dunia luar seperti internet. salah satunya Smartphone yang berbasis Android, Android merupakan sistem perangkat mobile yang berkembang dengan pesat pada saat ini. Tak hanya orang dewasa dan remaja, saat ini sangat banyak anak usia dini atau balita yang sudah mengenal bahkan mahir menggunakan smartphone meskipun hanya bermain game atau membuka internet yang akan berdampak positif bila tepat penggunaanya namun akan berdampak buruk jika tidak diawasi dan digunakan secara berlebihan. Memang sangat penting untuk mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi pada anak sejak dini, namun harus juga disertai pengawasan dan aplikasi yang mendidik dan mendukung perkembangan diri dan otaknya. Pengguna smartphone sudah tidak kenal usia dimana orang tua lah yang musti berperan aktif dalam pengawasan khususnya bagi  yang memfasilitasi anaknya dengan smartphone atau tablet. Menurut survei pada akhir tahun 2011 terhadap 2.200 orang tua dan anak-anak di Inggris dan Amerika, 15 persen dari anak-anak usia 3-8 tahun telah menggunakan smartphone orang tuanya . Sebanyak 9 persen dari anak-anak tersebut memiliki smartphone sendiri, sedangkan 20 persen memiliki smartphone dari orangtuanya. Sebanyak  77 persen orang tua percaya bahwa penggunaan gadget seperti  smartphone bermanfaat bagi anak-anak untuk membantu mengembangkan kreativitasnya. Namun beberapa peneliti berulangkali mengingatkan bahwa penggunaan smartphone secara berlebihan pada anak dapat menyebabkan kesulitan perkembangan dan masalah termasuk autisme atau kesulitan memfokuskan perhatian. Perkembangan anak-anak yang individualis menyebabkan anak-anak tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Sehingga sosialisasi di masyarakat tidak terjalin dengan baik. Padahal proses sosialisasi ini akan berkelanjutan dari anak-anak sampai ke dewasa. Jika anak-anak masih terpaku dengan kecanggihan teknologi, maka anak-anak akan sulit dalam berkomunikasi dengan masyarakat sekitarnya. Dengan ini orang tua harus selalu mengawasi setiap kegiatan anak-anaknya yang sedang bermain gadget.



LANDASAN TEORI


Menurut pakar teknologi Gary B, Thhomas J & Misty E,2007 smartphone adalah telepon internet enabled yang biasanya menyediakan fungsi Personal Digital Assistant (PDA), seperti fungsi kalender, buku agenda, buku alamat, kalkulator, dan catatan. Para peneliti di Boston University School of Medicine, mengungkapkan bahwa, dampak buruk yang ditimbulkan dari televisi dan video pada anak, justru jauh lebih kecil dibandingkan perangkat mobile bagi otak anak usia pra-sekolah. Para peneliti tersebut juga menemukan, penggunaan layar interaktif di bawah usia lima tahun, dapat merusak perkembangan anak dari keterampilan yang dibutuhkan untuk matematika dan ilmu pengetahuan (gary et all, 2007).
Seiring dengan kemajuan teknologi, cepat atau lambat, anak akan siap untuk menerima gadget asalkan dibawah pengawasan orang tua. Pada lingkungan yang selalu penuh pengawasan tersebut, anak usia 4-5 tahun sudah bisa aktif belajar dari gadget. Hal ini dikemukakan oleh Jeannie Galindo, Manatee County School District di Florida (galindo, 2009).
Kini, seiring makin terjangkaunya harga smartphone, tentunya angka pengguna internet melalui telepon seluler semakin banyak. Rantang usianya pun semakin dini sebab kini anak-anak yang berusia dua tahun pun sudah terbiasa bermain handphone.

Menurut survei yang dilakukan BlogHer terhadap 1.000 wanita, terungkap 1 dari 4 ibu mengaku anak-anak mereka mulai bermain handphone sejak mereka berusia 2 tahun. Seperti dikutip dari NY Daily News, begitu menginjak empat tahun, 32% anak sudah mengenal dan memakai smartphone. 25% anak usia empat tahun dan lebih muda juga sudah memakai iPod. 23% ibu yang disurvei mengaku mereka menggunakan handphone sebagai mainan untuk mengalihkan perhatian anak-anak mereka .


FLOWCHART

Flowchart diatas menggambarkan , ketika orangtua memberikan smartphone kepada anak kecil, maka jika anak yang diberikan smartphone tersebut anak perempuan, dia akan menghabiskan waktu untuk bermain smartphone tersebut hanya sebentar, yaitu sekitar 10 menit sampai 1 jam, karena anak perempuan cenderung cepat bosan dengan aplikasi yang ada di dalam smartphone, dikarenakan aplikasi yang ada di smartphone lebih banyak yang ditujukan untuk anak laki-laki dibanding perempuan, sehingga anak perempuan lebih memilih bermain dengan temen-temannya dengan memainkan boneka, masak-masakan atau main rumah rumahan.

Sedangkan jika smartphone tersebut diberikan kepada anak laki-laki , dia cenderung akan lebih lama memainkan smartphone dibanding anak perempuan yang hanya sebentar, karena smartphone lebih banyak aplikasi yang diperuntukkan anak laki-laki seperti permainan olahraga, perang, dan balapan. Sehingga anak laki-laki cenderung lebih suka bermain permainan yang ada dismartphone daripada bermain diluar bersama temannya.
  

ANALISIS DESIGN

Dari Flow Chart diatas maka dilakukan penelitian dengan metode wawancara melalui media komunikasi Balackberry Messenger terhadap orang tua yang memiliki anak laki-laki dan perempuan yang berumur berkisar 3 sampai 8 tahun yang menunjukan perbedaan penggunaan smartphone dengan beberapa pertanyaan.


PERTANYAAN
ANAK PEREMPUAN
ANAK LAKI-LAKI
Apa yang di lakukan si anak apabila anak tersebut di berikan smartphone
Anak perempuan yang di fasiltiasi dengan smartphone biasanya mereka akan senang bermain,  apalagi dengan fasilitas yang ada di dalam smartphone tersebut. Mereka akan mencari gambar yang berwarna meriah dan icon-icon yang bergambar lebih feminim dan lucu. Lagu dan foto adalah hal yang sering di inginkan anak perempuan yang mulai beranjak sesuai pertumbuhannya dari sebuah smartphone. Pemakaian yang lebih variatif bahkan akan lebih cepat memiliki akun social media.
Anak laki-laki akan lebih objective dalam memainkan smartphone dan salah satu favorite yang di lakukan oleh si anak laki-laki tersebut adalah bermain game. Mereka akan memilih icon yang lebih terlihat lebih keren seperti icon karakter super hero, mobil, motor dan lain-lain. Pemakain smartphone pada anak laki-laki juga dipergunakan untuk menonton video yang mereka sukai.
Aplikasi apa yang sering  kali di buka atau di cari oleh si anak
Aplikasi yang sering di cari adalah lagu,foto,game dan video, yang menjadi ke unikan pada anak perempuan adalah game yang bergenre arcade game dan musical game. Mereka juga lebih suka menonton video yang beralur dramatic dan kerajaan yang mempunyai pangeran dan tuan putri.
Berbeda denga halnya anak laki-laki mereka akan sangat dekat aplikasi game yang bergenre olah raga, balapan, penjelajahan dan lain-lain, bahkan mereka akan lebih sering mencoba game dengan genre yang lebih banyak lagi dan penggunaan video di kalangan anak laki-laki ini lebih cenderung ke action dimana mereka bisa mengembangkan imjinasi mereka
Berapa durasi pemakain smartphone yang biasa di lakukan oleh si anak
Anak perempuan lebih cepat bosan dengan bermain smartphone durasi pemakian mereka berkisar antara 10menit -  1jam , karena anak perempuan cenderung lebih suka bermainan yan berbentuk fisik seperti main boneka, rumah-rumahan, masak-masakan dan lain-lain.
Anak laki-laki akan cenderung betah dalam meladeni segala ke canggihan di smartphonenya.  Durasi pemakaiannya berkisar anatara 30meni – 3 jam bahkan beberapa anak laki-laki tidak akan berhenti sampai batrai smarthonenya habis
Seberapa kecanduannya para anak apabila, si anak di paksa berheti bermain smartphone
beberapa anak perempuan akan langsung berhenti bermain meskipun sedang asik bermain dan bahkan menangis. Mereka akan lebih mengerti dan takut oleh omelan ibu atau ayah mereka.
Sementara anak laki-laki cenderung akan memberikan alasan dan marah bila di paksa berhenti bermain. Mereka akan mempertahankan smartphone mereka dengan segala cara.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada analisis ini terkait dengan hubungan penggunaan smartphone pada anak umur 3 sampai 8 tahun yang didapat dari orangtuanya. Dampak yang ditimbulkan adalah anak cenderung akan malas untuk melakukan sesuatu terutama belajar dan bersosialisasi, dampak akan lebih berasa terhadap anak laki-laki dibandingkan terhadap anak perempuan, karena anak laki-laki lebih menyukai permainan yang ada pada smartphone sedangkan anak perempuan lebih menyukai permainan yang dapat dimainkan bersama teman-temannya seperti main boneka dan main masak-masakan. Selain itu smartphone lebih banyak menyediakan aplikasi permainan untuk anak laki-laki dibandingkan untuk anak perempuan. Untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan peran orangtua disini sangat penting dalam mendukung pertumbuhan pola pikir dan perkembangan anak, orang tua harus tau kapan waktu yang tepat untuk memberi atau memperkenalkan smartphone kepada anaknya.


REFERENSI
Rahman, Ulfiani. (2009). “Karakteristik Perkembangan Anak”, Jurnal Lentera Pendidikan Vol.12, No.1, Juni, hal.46-57.
Cheol Park et all. (2014). “The Conceptual Model on Smart Phone Addiction among Early Childhood”. International Journal of Social Science and Humanity. Vol.4.No.2, March 2014.

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib